Pdt. Mardonius Blantan (Pendeta pertama suku DAYAK)

Riwayat Hidup
PDT. MARDONIUS BLANTAN
(Salah seorang Pendeta Pertama Gereja Kalimantan Evangelis)

Pdt. Mardonius Blantan adalah salah seorang pendeta Pertama di Gereja Kalimantan Evangelis (GKE) yang pada mulanya bernama Gereja Dajak Evangelis (GDE).

Pdt. Mardonius Blantan adalah anak ke dua (II) dari tujuh (7) orang bersaudara, orang tua beliau bernama Albert Blantan adalah seorang guru lulusan Seminari Depok Betawi dan menjadi Demang Kepala adat sekaligus Kepala Daerah Dusun Timur Tamiang Layang dan ibu beliau bernama Katarina
yang mempunyai anak sbb:
1. Elisabet
2. Mardonius
3. Hermine
4. Emilia
5. Emanda
6. Esra
7. Jeremia

Pdt. Mardonius Blantan lahir di Tamiang Layang pada tanggal 13 Mei 1904, mendapatkan pendidikan di Seminari Banjarmasin, kemudian mengajar di Standar School Tamiang Layang dari tahun 1924 sampai dengan 1932.
Pada tahun 1933 dipanggil untuk melanjutkan pendidikan di sekolah pendeta di Banjarmasin.

Pada tanggal 04 April 1935 ditahbiskan bersama dengan empat (4) orang rekan beliau sebagai Pendeta pertama orang DAYAK di Kalimantan pada GEREJA DAJAK EVANGELIS. (yang oleh Pdt. Marko Mahin disebut sebagai "LIMA PENDEKAR DAYAK")
Kemudian beliau ditugaskan menjadi pendeta di Tewah Pupuh yang meliputi daerah:
1. Banua Lima
2. Tabalong
3. Hulu Sungai

Pada tahun 1940 pecah perang dunia ke II, pendeta-pendeta misionaris yang berasal dari Zending Bassel Swiss dipulangkan ke negeri asal mereka, pada tahun itu juga Pdt. Mardonius Blantan dipindahkan ke Tamiang Layang untuk melaksanakan pelayanan.
Pelayanan dipusatkan di Tamiang Layang (Resort) yang meliputi daerah :
1. Paju Sapuluh (Tamiang Layang)
2. Paju Epat (Telang)
3. Paku Karau (Ampah)
4. Banua Lima
5. Tabalong
6. Hulu Sungai
Sampai dengan batas Bentot, Buntok dan Muara Teweh.
Daerah ini sangat luas, dan hanya dilayani oleh 1 orang pendeta, transportasi yang ada pada waktu itu hanya Sepeda, tapi Beliau melayani TUHAN dengan tulus tanpa keluh dan kesah untuk memenangkan jiwa-jiwa masyarakat DAYAK yang masih hidup dengan kepercayaan asli (KAHARINGAN).
Pada pelayana ini beliau dibantu oleh para "pemberita" (Penginjil), yaitu :
Daerah Banua Lima : Johan Migang
Daerah Tabalong : Mursalim
Paju Epat : Rodol Bukit dan Andros Susi
Tamiang Layang : Abel Sanggen
Paku Karau : Alfrit Halim

Pada tahun 1957 beliau dipindahkan ke Banjarmasin menjadi Bapak Asrama di Sekolah Teologia dan menjadi dosen di Akademi Teologia sampai masa pensiun. Kembali lagi ke Tamiang Layang, tetap bertugas sebagai pendeta dan mengajar Pelajaran Agama Kristen di SMP dan SMA sampai beliau sakit-sakitan.
Dan pada tanggal 15 Juli 1980 beliau dipanggil oleh TUHAN, Bapa yang selalu menjadi dijadikan Beliau sebagai Batu Karang yang membuat Beliau selalu kuat dalam pelayanan.
Beliau meninggalkan seorang istri yang sangat setia mendampingi Beliau dalam pelayanan, seorang istri yang penuh dedikasi menyerahkan hidup dan dirinya untuk pekerjaan TUHAN.
Istri Beliau Ny. Wihellie Anggen meninggal pada tahun 2003 dalam usia 94 tahun.

Demikian Riwayat singkat perjalanan Hidup dan Pelayanan Pdt. Mardonius Blantan.
Tulisan ini ditulis oleh FERRY TUAHNU WANING, berdasarkan penuturan Ibunda Anna Emelia Blantan-Waning
dan Bibinda Maritje Blantan-Hangat.
Didedikasikan kepada :
1. Almarhum Pamanda FRANKLIN BLANTAN
2. Almarhum Pamanda OSCAR BLANTAN
3. Bibinda MARITJE BLANTAN
4. Ibunda ANNA EMELIA BLANTAN
5. Bibinda CONELIA BLANTAN
6. Almarhum Pamanda JOHANES ADRIANUS BLANTAN
7. Almarhum Pamanda MARKUS BLANTAN dan almarhum Bibinda JULIDA BLANTAN (Kembar)
8. Bibinda ROSALINE BLANTAN
9. Bibinda SOPHIA BLANTAN
10. Bibinda YANIKA BLANTAN
11. Saudara-saudara ku yang terkasih dalam TUHAN YESUS KRISTUS
serta seluruh keluarga besar BLANTAN dimana pun berada.